Ini adalah
surat pertamaku.
Aku menulis
ini ketika mataku sulit untuk terpejam padahal jam di ruang tengah sudah
berdentang duabelas kali sejak tadi.
Ditemani suara merdu Mandy Moore dengan Only Hope-nya yang mendayu – dayu.
Angin malam masuk melalui celah – celah ventilasi kamar menggelitik
manja tubuhku yang tidak ku hiraukan. Aku masih saja sibuk mengingat tiap
detail kejadian tadi sore ketika kau dan aku bertemu lagi setelah cukup lama
aku tidak mendengar kabarmu. Karena ini tentangmu, maka kutuliskan saja.
Walaupun surat ini tidak akan pernah sampai padamu.
Aku masih
saja sibuk mengingat tiap detail sososkmu. Ah, kau sudah banyak berubah. Kau
terlihat lebih rapi, badanmu lebih berisi, potongan rambut yang membuatmu
terlihat dewasa, dan ah iya,wajahmu jauh lebih berwibawa dan..manis. Aku masih
saja terkesan dengan dua mata sayu dibawah alis tebalmu itu. Mata yang entah
kenapa selalu membuatku merasa sejuk ketika menatapnya.
Kau
ingin tahu bagaimana perasaanku tadi? Baiklah aku menyerah, aku akan memberitahumu.
Tapi jangan tertawai aku ya, karena ini adalah sepotong rasa dari seorang gadis
bodoh yang masih mengharapkanmu di hari-harinya.
Mungkin aku
bukan lagi yang terpikirkan olehmu, tapi aku benci mengakui ini. Jantungku masih saja berdetak lebih cepat dari biasa
ketika tak sengaja kita saling menatap. Hatiku masih saja berdesir aneh ketika
kau menatapku dan memamerkan lekukan indah bibrmu. Aku masih saja salah tingkah
ketika kau menyapaku singkat dengan suara beratmu. Aku masih saja terdiam kaku ditempatku
berdiri saat sosokmu perlahan mulai menghilang dari pandanganku. Sayang, kau
takkan pernah tahu perasaan aneh didadaku ini karena kau tak merasakannya
seperti aku.
Jika aku
bisa mengulang waktu, aku ingin kembali saat dimana aku masih bisa bergelayut
manja dilenganmu yang menguatkan, saat lelahku dengan senang hati kau sandarkan
dipundakmu, saat kecupan hangat meskipun hanya lewat pesan – pesan singkat
untukku.Bahagia itu sederhana.
Sayang, ini
hanyalah sepenggal rasa dari gadis yang mungkin sudah hilang dari pikiranmu.
Tapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia masih mengharapkanmu
menggoreskan bagian indah dalam sisa perjalanan hidupnya.
1 komentar:
:)
Posting Komentar