Jumat, 16 Agustus 2013

SURAT PERTAMA UNTUK KAMU

Ini adalah surat pertamaku.

Aku menulis ini ketika mataku sulit untuk terpejam padahal jam di ruang tengah sudah berdentang duabelas kali sejak tadi.  Ditemani suara merdu Mandy Moore dengan Only Hope-nya yang mendayu – dayu.  Angin malam masuk melalui celah – celah ventilasi kamar menggelitik manja tubuhku yang tidak ku hiraukan. Aku masih saja sibuk mengingat tiap detail kejadian tadi sore ketika kau dan aku bertemu lagi setelah cukup lama aku tidak mendengar kabarmu. Karena ini tentangmu, maka kutuliskan saja. Walaupun surat ini tidak akan pernah sampai padamu.

Aku masih saja sibuk mengingat tiap detail sososkmu. Ah, kau sudah banyak berubah. Kau terlihat lebih rapi, badanmu lebih berisi, potongan rambut yang membuatmu terlihat dewasa, dan ah iya,wajahmu jauh lebih berwibawa dan..manis. Aku masih saja terkesan dengan dua mata sayu dibawah alis tebalmu itu. Mata yang entah kenapa selalu membuatku merasa sejuk ketika menatapnya.

Kau ingin tahu bagaimana perasaanku tadi? Baiklah aku menyerah, aku akan memberitahumu. Tapi jangan tertawai aku ya, karena ini adalah sepotong rasa dari seorang gadis bodoh yang masih mengharapkanmu di hari-harinya.  

Mungkin aku bukan lagi yang terpikirkan olehmu, tapi aku benci mengakui ini. Jantungku  masih saja berdetak lebih cepat dari biasa ketika tak sengaja kita saling menatap. Hatiku masih saja berdesir aneh ketika kau menatapku dan memamerkan lekukan indah bibrmu. Aku masih saja salah tingkah ketika kau menyapaku singkat dengan suara beratmu. Aku masih saja terdiam kaku ditempatku berdiri saat sosokmu perlahan mulai menghilang dari pandanganku. Sayang, kau takkan pernah tahu perasaan aneh didadaku ini karena kau tak merasakannya seperti aku.

Jika aku bisa mengulang waktu, aku ingin kembali saat dimana aku masih bisa bergelayut manja dilenganmu yang menguatkan, saat lelahku dengan senang hati kau sandarkan dipundakmu, saat kecupan hangat meskipun hanya lewat pesan – pesan singkat untukku.Bahagia itu sederhana.

Sayang, ini hanyalah sepenggal rasa dari gadis yang mungkin sudah hilang dari pikiranmu. Tapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia masih mengharapkanmu menggoreskan bagian indah dalam sisa perjalanan hidupnya.