Jumat, 30 Agustus 2013

Sepenggal Kenangan tentang Hujan





Hujan selalu menyimpan seribu satu kisah dalam setiap tetesnya yang jatuh ke bumi. Tiap tetesnya yang jatuh berbisik lembut memperdengarkan nyanyian kenangan dalam derasnya. Aku selalu suka bau khas tanah sepeninggal hujan sembari menatap goresan pelangi di cakrawala yang menampakkan lengkungannya yang sempurna.  Seperti di atas kanvas putih yang tersapu warna - warna indah yang telukis sempurna oleh tangan ajaib. 

Hujan pernah punya cerita tentang kita. Hujan tahu disetiap tetes - tetesnya tersimpan rindu yang mendalam disana. Ada yang pernah mengatakan bahwa beberapa orang ada yang percaya bahwa di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu akan sesuatu. Sebuah senandung rindu yang dapat mengembalikan ingatan kepada masa lalu. Aku percaya tentang itu karena kali ini pun hujan membawa ingatanku kembali saat itu, pada waktu dan tempat dimana hujan sempat menahan kita untuk tetap tinggal. 

Di sana, di antara ribuan garis - garis magisnya aku menemukanmu. Menemukan kenangan yang sempat tercipta lewat rintiknya. Aku ingat saat itu, di sebuah warung kecil di pinggir jalan di antara tetes - tetes hujan yang masih setia menyanyikan nyanyian alam dengan melodi yang sempurna, sembari meyeruput teh hangat kita duduk di sebuah meja yang kecil menatap keluar melihat hujan, mencium bau basah tanah, dan menunggu datangnya pelangi. Sambil bertukar cerita tentang apa saja saat kita berjauhan. Sesekali terdengar kamu tertawa renyah menaggapi leluconku. Aku selalu suka kalau kamu sedang tertawa. Manis. 

Hujan sudah terlalu lama menahan kita saat itu, dengan duduk bertopang dagu sambil melihat keluar ke arah hujan aku tahu kamu sedang memperhatikanku. Kamu tahu kalau aku sudah merasa bosan sejak tadi. Entah sejak kapan sebuah gitar klasik sudah berada di tanganmu. Perlahan aku mendengar senar gitar mengalun lembut di antara rintik hujan di luar. Suaramu saat bernyanyi memang sederhana, tetapi sorot matamu itu yang tidak sederhana. Aku menikmati alunan yang kamu ciptakan sambil memiringkan kepala empat puluh lima derajat ke arah kanan, menatapmu penuh perhatian. Kamu menutup lagumu lewat senyuman manis, sambil menggenggam tanganku dengan penuh kehangatan. Sambil menunggu redanya hujan kamu tetap menggenggam tanganku dalam diam. Membiarkan desiran - desiran indah dalam setiap sudut yang memenuhi hati. Kita tahu cinta sedang berbicara dengan lantangnya tanpa bisa kita cegah. 

Hujan kali ini tidak lagi sama. Aku melihatnya dari jendela kamarku. Di temani dengan segelas susu hangat sambil menyesapnya perlahan. Begitu hangat menjalar ditubuh yang sejak tadi menggigil kedinginan. Perlahan bau khas tanah basah dapat kurasakan. Aku sangat merindukan aroma ini, seperti kembali saat itu ketika masih bersama kamu melewati hujan. Kupejamkan mata. Terbayang wajah orang - orang yang sedang kurindukan. Salah satunya adalah kamu.


Kamu adalah hujan yang menyimpan kenangan hangat yang selalu ku rindukan.

Tidak ada komentar: