Untuk penyebab senyumku,
Ada sejuta alasan mengapa aku begitu
memujamu. Ketika kita saling menatap untuk pertama kali, waktu seakan berhenti.
Sorot matamu itu tidak sederhana. Aku
merasa semesta memberikan senyum terbaiknya, menggetarkan jantung. Untuk kita.
Untuk penyebab senyumku,
Kamu selalu menggoda hatiku untuk terus
berbicara tentang cinta. Walaupun sebelumnya cinta membuatku begitu keras
terhempas. Namun sekali lagi cinta datang tanpa pernah kuduga, menyusup
perlahan dalam hati yang tengah rapuh. Memberikan penawar ajaibnya. Kamu.
Untuk penyebab senyumku,
Bahagiaku sesederhana itu. Sesederhana aku
menghabiskan waktu duduk bersamamu, melihat senja. Menghabiskan waktu mengitari
kota tanpa arah dan tujuan, bersama. Menikmati tiap detak sang waktu yang terus
berlalu. Aku menikmatinya dan tersenyum
diam – diam ketika mengingatnya. Bukankah tanda-tandanya sudah jelas? Aku telah
jatuh cinta, Kepadamu.
Untuk penyebab senyumku,
Semua ini masih tentangmu. Dalam semua pagi
ketika terbangun aku masih bisa mendengar suaramu, meskipun dari jarak jauh.
Semua siang yang kuhabiskan dengan tidak bosan mengeja namamu dalam rindu.
Semua malam yang kututup dengan selalu berucap harap demi kebersamaan hingga
waktu berhenti berdetak dan kita kembali kepelukanNya.
Untuk penyebab senyumku,
Dengan benar aku menuliskan namamu disini.
Di hatiku. Aku mencintaimu. Tanpa koma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar